Riksa Diri Indonesia berdiri pada tanggal 22 April
2010 di Bandung, atas gagasan Abah Ahmad. Awalnya nama persaudaraan pencak
silat ini menggunakan nama Bandung Pencak Silat Camp (BPSC). BPSC adalah nama
yang Abah berikan kepada sebuah tempat yang selalu digunakan Abah untuk
berlatih sendiri tentang pencak silat dan maenpo. Abah Ahmad tercatat belajar
pencak silat di beberapa aliran dan perguruan. Namun yang paling memberi warna
dan mengisnpirasi pemikiran dan geraknya adalah ketika belajar kepada guru
besar Aliran Riksa Diri yaitu, Alm. Rd.
Nunung Ahmad Hudaya atau yang akrab dipanggil Pak Unung/Apih Unung pada tahun
2000 – 2003. Ketika Alm. Pak Unung wafat, Abah Ahmad melanjutkan latihannya
dibawah murid senior Pak Unung, yaitu Ko Wiwih. Di bawah arahan Ko Wiwih,
tehnik keras berupa pukulan, langkah pendek, tendangan, tangkapan dan bantingan
diramu dan diwariskan kepada Abah Ahmad. Sehingga karakter Abah Ahmad cenderung
kepada tehnik silat menyerang dan ketika bertahan tidak pernah menangkis tapi
memapas serangan lawan dengan serangan. Disamping itu pengajaran usik tempelan
diwariskan dari dua guru ini sangat kuat, sehingga semakin menumbuhkan isting
bertarung yang membunuh.
Pada tahun 2005 terjadi perubahan dalam Perguruan
Pencak Silat Riksa Diri, ada muris-murid senior Alm. Pak Unung yang mengganti
nama perguruan menjadi Pusaka Riksa Diri, ada yang tetap Riksa Diri dan yang
lainnya. Para pimpinan perguruan berganti yang otomatis berganti kebijakan,
namun menurut bahasa tubuh dan dialog sederhana Koh Wiwih mengisyaratkan bahwa
ada hal baru di perguruan yang tidak bisa diikuti oleh Abah Ahmad. Pada waktu
itu pula Koh Wiwih sudah tidak mengajar lagi di Riksa Diri dan focus di Wushu
kelas Shansou, dan mengatakan kepada Abah Ahmad silahkan bawa Riksa Diri yang
ada dalam dirimu kemanapun kau pergi. Akhirnya Abah Ahmad berkelana membawa falsafah
dan gerak Riksa Diri tanpa nama dan bentuk. Sampailah di tahun 2010 Abah
membentuk Bandung Pencat Silat Camp, namun karena pertimbangan banyaknya ilmu
yang dipengaruhi aliran Riksa Diri, maka Abah kembali ke nama Riksa Diri dan
menambahkan kata Indonesia sebagai identitas bahwa perguruan ini adalah milik
Abah Ahmad dan tidak berhubungan dengan Riksa Diri manapun. Disamping itu kurikulum
di Riksa Diri Indoneisa (RDI) diberi corak yang lain oleh Abah Ahmad, baik itu
tehnik, falsawah dan doktrinya.
Abah Ahmad tidak menamakan RDI sebagai perguruan
pencak silat (PPS), tapi abah Ahmad menamakan sebagai PERSAUDARAAN PENCAK SILAT
(PPS) karena Ahmad Ahmad ingin “nyumput dina caang” dan “siga eweuh tapi aya”.
Latar belakang berdirinya RDI :
- Kondisi perkembangan pencak silat yang diamatinya di kota Bandung. Abah melihat di sekolah-sekolah yang memiliki ekstrakulikuler beladiri, kebanyakan menyelenggarakan latihan untuk karate dan taekwondo. Ekstrakulikuler pencak silat jarang sekali ditemukan terutama di tingkat SMP dan SMA. Padahal usia anak di jenjang dua sekolah ini adalah usia yang potensial untuk dilatih dan memunculkan pesilat-pesilat tangguh.
- Pengalaman yang
kurang enak dari Abah Ahmad juga yang mendorongnya memproklamasikan RDI. Abah
Ahamd sering membaca tentang aliran atau perguruan pencak silat yang ada di
Indonesia. Tidak sedikit dari mereka yang menginformasikan tentang kesuksessannya
membuka cabang-cabang di luar negeri. Tapi sayang ketika abah Ahmad datang ke
beberapa perguruan, tidak jarang abah Ahmad tidak mendapatkan apa yang
diinformasikan. Abah Ahmad selalu bertanya, kenapa untuk orang asing begitu
mudah ? kenapa kita selalu berteriak lestarikan budaya Indonesia ? tapi ketika
ada yang mau belajar dari bangsa sendiri susah ?. Inilah yang membuatnya sedih
dan akhirnya meninggalkan segala keraguannya untuk memperkenalkan budaya
Indonesia yang sangat dicintainya kepada generasi muda di Indonesia.
Oleh karena itu Abah Ahmad membuat perkumpulan
pencak silat, dengan tujuan :
- Memperbaiki diri setiap anggotanya melalui sikap saling menasehati didalam kebaikan dan mengingatkan didalam keburukan. Maka disini akan dituntut untuk saling mengingatkan satu sama lain tanpa melihat guru atau murid.
- Ikut andil dalam pembinaan generasi Islam Indonesia yang menjadi generasi rabbani melalui satu kegiatan yang positif dan terprogram.
- Membentuk pesilat yang seimbang antara segi jasmani dan rohaninya, melalui pembinaan olahraga bela diri prestasi dan keislaman.
Berdasarkan hal itu, abah Ahmad mencoba melepaskan
diri dari rasa ragunya, dengan berpatokan pada perkataan almarhum gurunya,
yaitu “Apa yang kamu dengar dan kamu lihat dari Saya, sekarang sudah jadi
milikmu” dan “Teangan we ku sorangan engke oge kapanggih”. Maka Abah Ahmad mencoba memilah dan memilih
keilmuwan dari beberapa tokoh yang pernah ditemui, ditambah dengan pengalaman
pribadi, kemudian digabungkan dengan program pembinaan keislaman agar tersusun
kurikulum standar bagi sebuah wadah pembinaan
generasi Islam Indonesia.
RDI berusaha bersikap terbuka dan berfikiran maju.
Salah satu cirinya yaitu, mempersilahkan para muridnya untuk belajar pencak
silat atau beladiri lain di pekumpulan yang berbeda. Abah Ahmad berpendapat
bahwa, setiap beladiri atau aliran pencak silat memiliki kekhasan dari segi
tehnik. Sehingga jangan puas belajar dari satu tempat, dan ciri muslim itu
adalah belajar sepanjang hayat.
sejarah naon ieu,salah euy........kel veteran paguron pusaka riksa diri. kel pagarsih gg maskardi............
BalasHapusSejarah riksa diri awal mula na di Bojong Gaok anu ayeuna ngaran na babakan tarogong.
Hapussalahna ti mana kang?...
BalasHapusabdi ge sami ti paguron pusaka riksa diri pagarsih gg maskardi
maskardi mana?kan abdi sadidinteun di paguron jeung abah toto.....
BalasHapusjangan menyatakan sejarah itu benar tapi kenyataanya salah,kalau masalah sejarah anda datang ke paguron abah toto gg mas kardi,karena rutin senin,selasa,rabu,jumat,minggu latihan di paguron pusaka riksa diri.......
BalasHapusBetul kang pembelokan sejarah ini mah sanyaho sayah mah abah Toto..yg diamanatan ku Bah Unung..
BalasHapusBetul kang pembelokan sejarah ini mah sanyaho sayah mah abah Toto..yg diamanatan ku Bah Unung..
BalasHapusHahhaha
BalasHapusHati-hati kalo menulis sejarah! Riksa Diri ada di Bojong Gaox, Jl.Babakan Tarogong no.123 Bandung ada juga di Kabupaten Bandung, dan Pusaka Riksa Diri ada di Pagarsih gg.maskardi, bisa di cek ke IPSI Kota Bandung karena terdaftar dan mempunyai badan hukum serta SK IPSI Kota Bandung kedua paguron tersebut sudah resmi & terdaftar di IPSI yang semuanya mempunyai aliran RIKSA DIRI.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusNyieun sajarah tapi teu daek tatanya... Tatanya heula ath.. Pan senior"teh lain tunggul...tanya saha wae ai murid Aki Unung teh...Lur
BalasHapusSejarah yg asli bukan kaya gitu cerita nya dan saya suatu saat akan datang silahturahmi mungkin banyak yg tidak tau...
BalasHapusTeu jadi asup riksa diri lier kumaha NU bener ieu teh
BalasHapus